Tuesday, September 09, 2003

PENGERTIAN ILAH DAN LAILAHAILLALLAH
ILAH


Ilah dalam pengertian sehari-hari adalah tuhan.
Di dalam terminologi Al-Qur'an ilah berarti:

1.Mahbubun (yang dicintai). Mari kita simak Qs 2:165 :

"Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan- tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mencintai Allah ..."

Pada ayat ini disebutkan menyembah dikaitkan dengan mencintai. Jadi kalau seseorang mencintai sesuatu (dalam ayat disebutkan andada-- tandingan-tandingan) sejajar dengan cintanya kepada Allah berarti mereka menyembah tandingan-tandingan tersebut. Jadi sangat tegas ayat ini, jangankan mencintai sesuatu lebih dari cintanya kepada Allah, mensejajarkan cinta itu saja berakibat fatal.
Apakah tandingan-tandingan itu? Mari kita simak penjelasannya di Qs 9:24
"Katakanlah: 'Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, istri- istri kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan; pernia- gaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai selain Allah dan RasulNya dan (dari) berjihad di jalanNya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusanNya.' Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik."
Jadi anak, bapak, ibu, saudara, istri/suami, bisnis, rumah dsb seperti disebutkan pada ayat diatas dapat menjadi ilah. Oleh karena itu Allah mengancam dengan keputusanNya... tunggulah tiba saatnya nanti. Betapa Maha Penyayang Allah, memberikan kesempatan kepada mahluknya yang mebelakanginya untuk tidak segera mendatangkan keputusanNya itu.
Sesuatu yang dicintai ini sangat penting, karena manusia sering terpeleset disini. Misalnya dia lebih mencintai bisnisnya, sehingga meninggalkan pensan-pesan Allah, melanggar syariatNya dsb. Kita dapat menulislah ilah-ilah lain seperti jabatan, kekuasaan, dsb.
Berdasarkan Qs 9:24 tersebut, tingkatan cinta seorang muslim sbb:
1) Allah
2) RasulNya (Nabi Muhammad SAW),
3) Jihad baru yang lainnya. Kita tidak dilarang mencintai harta, istri, anak dll, tetapi cintanya harus dibawah cinta kita kepada Allah, RasulNya dan Jihad.

2. Matbu'un (sesuatu yang diikuti)

Mengikuti sesuatu selain dari petunjuk Allah bisa dicap memiliki ilah selain Allah. Mari kita simak contohnya dalam Qs 25:43
"Terangkanlah kepadaku tentang orang-orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?"
Hawa nafsu kalau selalu diikuti maka selalu menjurus ke yang negatif dan berdasarkan ayat diatas dia kalau seseorang selalu mengikuti hawa nafsunya, maka hawa nafsunya tersebut juga menjadi tuhannya.
Hawa nafsu termasuk yang sangat sulit dikendalikan. Dalam kisah perang Badar, setelah perang usai, seorang sahabat Rasulullah berujar kira-kira "kita telah menyelesaikan perang besar", Rasulullah lalu bersabda yang kira-kira perang tersebut kecil, perang yang besar adalah perang melawan hawa nafsu. (hawa nafsu juga bisa berarti kehendak sendiri yang tidak jelas tujuannya)

3. Marhabun (sesuatu yang ditakuti) simak diujung Qs 16:51

"Allah berfirman: 'Janganlah kamu menyembah dua tuhan; sesungguh nya Dialah Tuhan Yang Maha Esa, maka hendaklah kepada-Ku saja kamu takut."
Seorang muslim harus berani, tidak boleh takut kepada siapapun, kecuali Allah. Takut disini adalah takut Syar'i (takut dan terpaksa menjalankan sesuatu yang bertentangan dengan perintah Allah karena sesuatu. Sesuatu bisa beratri manusia, undang-undang/hukum selain hukum Allah, jin atau mahluk lain).
Takut tabi'i dibolehkan. Misalnya takut dengan anjing galak, takut dengan ular berbisa dll.
Taqwa dalam arti sempit dapat berarti takut. Takqwa kepada Allah bisa berarti luarbiasa takutnya kepada Allah, dilukiskan di Al-Qur'an (QS.8:2) dengan mendengarkan nama Allah hatinya bergetar karena takut. Dengan takut kepada Allah otomatis akan melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangannya.

Wallahu'alam