Friday, May 09, 2003

Tulisan Curahan Hatinya di Save aja ya .... Malu sama yang lain yang membaca situs ini. Takut ada fitnah....Wassalam.
Kedamaian


Prahara meneduh setelah membungkukkan dahan-dahan pepohonan, dan setelah sarat membebani batang-batang gandum di ladang hingga nyaris terkulai rebah mencium tanah. Bintang-gemintang tampak bagaikan sisa pecahan-pecahan kilatan petir yang terhambur, namun kini kesunyian meliputi segala, seolah peperangan Alam tidak pernah berkecamuk mengusiknya.
Pada saat itu seorang wanita muda memasuki kamarnya dan berlutut di sisi tempat tidur sambil terisak-isak pedih. Hatinya teriris-iris pilu oleh kesedihan tetapi akhirnya dapat membuka bibirnya dan berkata: "Duh Gusti, tuntunlah dia pulang kepadaku dengan selamat. Aku telah kehabisan air mata, Tuhanku Yang Pengasih dan Penyayang. Kesabaranku sudah punah, dan kehancuran sedang meruyak hatiku. Lindungi dia, Ya Tuhan, dari cakar maut baja Perang; selamatkan dia dari Kematian yang begitu kejam, sebab dia orang lemah, dalam kekuasaan si kuat. Ya Tuhan, lindungi kekasihku, umat-Mu sendiri, dari musuh yang memusuhi-Mu. Singkirkan dia dari jalan yang menggiringnya ke muara Kematian; tuntunlah dia menemuiku, atau datanglah, membimbingku kepadanya."
Diam-diam masuklah seorang pria muda. Kepalanya terbungkus pembalut yang basah oleh tetesan kehidupan yang menggelincir.
Dia menghampiri wanita itu dengan sapaan derai air mata bercampur tawa, kemudian mengambil tangannya dan menempelkannya pada bibirnya yang membara. Dan dengan suara yang menggetarkan derita-laranya yang terlalui, dia berkata: "Janganlah takut kepadaku, sebab aku ini buah permohonanmu. Gembiralah, sebab Perdamaian telah membawaku kembali dengan selamat kepadamu, dan peri kemanusiaan telah memulihkan apa yang dirampas oleh keserakahan dari kita. jangan bersedih, Kekasihku, senyumlah. Jangan menampakkan kebingungan, sebab Cinta memiliki kekuatan yang menyingkirkan Kematian; pesona suci tidak menundukkan musuh. Aku milikmu. Jangan pandang aku sebagai bayangan yang muncul dari Alam Kematian yang mengunjungi Alam Keindahan.
"Jangan takut, sebab sekarang aku adalah Kebenaran yang terluput dari belahan pedang dan bakaran api, untuk mengungkapkan keunggulan Cinta Kasih atas Peperangan. Aku ini Kata yang menuturkan perkenalan terhadap lakon kebahagiaan dan perdamaian."
Lalu pria muda itu tak kuasa lagi berkata-kata, sementara air matanya menjurubahasakan isi hatinya, kemudian para bidadari Kebahagiaan beterbangan di atas rumah itu, dan kedua hati itu berpaut kembali dalam kesatuan yang selama ini terrenggut.
Di fajar pagi keduanya berdiri di tengah padang hijau, menekuri kecantikan Alam yang teluka oleh badai taufan. Setelah keheningan yang dalam dan menenangkan, prajurit itu memandang ke arah timur, dan berbisik kepada kekasih hatinya, "Tengoklah Kegelapan itu, yang sedang melahirkan sang Matahari."