Saturday, July 05, 2003

Meninggalkan yang Haram Demi yang Halal


Al-Hasan al-Bashri Rahimahullah berkata, "Ada seorang wanita jalang yang kecantikannya melebihi wanita-wanita seusianya. Dia akan menyerahkan dirinya bila dibayar dengan 100 dinar (425 gram emas). Kemudian ada seorang pria yang melihatnya. Dia merasa kagum dan menginginkan si wanita tadi. Lalu si pria pergi dan bekerja keras membanting tulang dengan tangannya sendiri, sampai akhirnya dia berhasil mengumpulkan uang 100 dinar. Kemudian dia mendatangi si wanita dan berkata kepadanya, "Sungguh engkau telah membuatku kagum, kemudian aku pergi dan bekerja membanting tulang hingga berhasil mengumpulkan 100 dinar."

Si wanita berkata, "Bayarkanlah uang itu pada kepala pelayan agar dicek keaslian dan ditimbang beratnya." Setelah dibayarkan si wanita berkata lagi, "Masuklah." Si wanita itu mempunyai rumah yang dihias dengan indah dan ranjang dari emas. Ketika sudah masuk, "Ayolah," ajak si wanita. Si pria pun bersiap untuk melaksanakan hasratnya, namun saat itu pula dia ingat bagaimana nanti dia akan mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Tubuhnya jadi gemetar dan syahwatnya langsung hilang. Maka dia batalkan niatnya dan berkata, "Biarkanlah aku keluar dan pergi dan uang 100 dinar itu ambil saja untukmu!"

Dengan penuh perasaan heran si wanita bertanya, "Ada apa denganmu? Kau telah mengaku pernah melihatku dan kagum padaku serta menginginkan diriku. Kemudian engkau pergi bekerja membanting tulang hingga mengumpulkan 100 dinar, dan setelah engkau bisa mendapatkan aku, kamu kok jadi begini?" Si Pria menjawab, "Tidak ada yang mendorongku dalam hal ini selain rasa takutku kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Aku membayangkan bagaimana saat nanti aku akan berdiri di hadapan-Nya mempertanggungjawabkan perbuatanku." Si wanita berkata, "Bila engkau benar demikian, maka tidak ada yang berhak menjadi suamiku selain engkau." Tetapi si pria menanggapinya dengan berkata, "Biarkan aku pergi saja." Si wanita berkata, "Boleh, tetapi kau harus berjanji, bahwa nanti kau akan mengawiniku." Si pria berkata lagi, "Tidak ada janji sampai aku keluar." Si wanita tetap teguh memaksa, "Engkau harus berjanji, demi Allah, bila nanti aku datang kepadamu engkau harus mengawiniku." "Ya, mungkin," jawabnya singkat.

Lalu dia mengenakan pakaiannya kemudian terus pergi menuju negerinya. Dan si wanita pun berangkat meninggalkan dunia hitamnya dengan penuh penyesalan atas segala yang diperbuatnya. Sampai akhirnya ia tiba di negeri si pria itu. Lalu dia bertanya pada orang-orang di sana tentang nama dan alamat si pria itu. Orang-orang berkomentar, "Sekarang ini, sang ratu cantik itu datang sendiri bertanya tentang engkau."

Saat si pria melihatnya, dia terkejut, kemudian kejang lalu mati dan jatuh di hadapan wanita itu. Maka si wanita berkata, "Aku sudah tidak mungkin mendapatkan orang yang satu ini, tapi apakah ia punya seorang kerabat?" Orang-orang menjawab, "Ya, ada, dia punya saudara laki-laki yang miskin."

Si wanita tadi akhirnya berkata pada saudara laki-lakinya, "Aku ingin menikah denganmu, karena aku cinta pada saudaramu". Akhirnya keduanya menikah dan dikaruniai tujuh orang anak."

Friday, July 04, 2003

"Hendaklah engkau bergaul dengan para ulama'
dan dengarlah (renunglah) kata-kata hukama'
kerana Allah SWT menghidupkan hati
yang mati dengan cahaya hikmah
sebagaimana ia suburkan
bumi dengan hujan
yang lebat"

Tuesday, July 01, 2003

KEUTAMAAN ILMU

Pelajarilah ilmu kerana mempelajarinya (membawa) takut kepada Allah,
menuntutnya adalah ibadah,
membincangkannya adalah tasbih,
mencarinya adalah jihad,
mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah sedekah,
memberikannya kepada ahlinya adalah pendekatan diri kepada Allah.

Kerana ilmulah petunjuk kepada yang halal dan haram,
menara kepada jalan penghuni syurga,
teman setia di saat kesunyian,
teman berbicara di waktu khulwah,
petunjuk kepada yang membawa bahagia dan yang membawa kecelakaan,
senjata menghadapi musuh,
perhiasan disaat bersama teman teman.
Dengan ilmu Allah mengangkat (tinggi) kedudukan banyak kaum,
sehingga Allah menjadikan mereka pimpinan yang tegak,
jejak langkah mereka diikut,
perbuatan mereka di contohi dan pendapat mereka dijadikan pemutus.

Para malaikat terlalu kepingin berteman dengan mereka sentiasa mengusap mereka dengan sayapnya.
Setiap benda lembap, kering, ikan di laut, binatang buas di darat dan binatang jinak kesemuanya memohon agar mereka diampunkan.
Kerana ilmu menghidupkan hati dan kejahilan,
lampu bagi penglihatan di saat kelam.

"Dengan ilmu hamba dapat mencapai kedudukan orang orang pilihan dan darjat tinggi di dunia dan akhirat. "

al-hadist


"Jagalah dirimu dari api neraka walaupun dengan bersedeqah separuh biji kurma, kalau tidak dapat, maka dengan sepatah kata yang baik"

al-hadist
Atsar sahabat Rasulullah saw, Umar bin khatab

"tiada islam tanpa jama'ah, tiada jama'ah tanpa imammah, tiada imammah tanpa taat, tiada taat tanpa baiat, tiada baiat tanpa ikhlas"

ini merupakan salah satu landasan mengapa Islam harus berjama'ah, setelah keterangan jelas dalam Q.S. Ali Imron, 103:
"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. "

Karena kalo tidak maka Islam itu dengan sendirinya tidak ada, "wujuduhu ka'adamihi" sebagaimana dalam Q.S. Ali Imron, 105 :
"Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat."

Maka eksistensi Islam ya mesti adanya Jama'ah.
Wallahu'alam.