Tuesday, August 12, 2003

Statement Para TOKOH

Barangsiapa menempatkan dirinya di tempat yang dapat menimbulkan persangkaan, maka janganlah menyesal kalau orang menyangka buruk kepadanya
Khalifah Umar al-Khattab

Kebajikan yang ringan adalah menunjukkan muka berseri-seri dan mengucapkan kata-kata lemah-lembut
Khalifah Umar al-Khattab

Ingin aku jadi rumput sahaja, supaya dimakan oleh kuda kerana amat ngerinya siksaan Allah
Abu Bakar As-Siddiq

Orang berilmu lebih utama daripada orang yang selalu berpuasa, bersolat dan berjihad. Apabila mati orang yang berilmu, maka terdapat suatu kekosongan selain oleh penggantinya(yang berilmu juga)
Khalifah Ali bin Abi Talib
Seorang yang bijak akan membetulkan kekhilafan dari kesalahan orang lain
Syrus

Rahasia kejayaan ialah mengetahui perkara yang orang lain tidak tahu
Aristotle Onassis

Dalam dunia ini, tidak ada kesilapan atau ketidaksengajaan. Semua yang mendatangi kita adalah untuk kita pelajari daripadanya
Elizabeth Kubler Ross

Kehadiran seseorang itu meninggalkan kebahagiaan tetapi bagi sebagian orang ketiadaannya membawa kebahagiaan kepada orang lain
Oscar Wilde

Kebanyakan perkara penting yang berlaku di dunia ini disempurnakan oleh mereka yang terus dan sentiasa berusaha walaupun ia nampaknya tidak mempunyai harapan langsung
Dale Carnegie

Monday, August 11, 2003

--ada yang mengalir lembut di akhir cerita ini-
semoga bermanfaat bagi kita semua

IKHLAS DENGAN KETENTUAN-NYA
Ada seorang hamba Allah, beliau rajin sholat malam dan bermunajat,
berkhalwat dengan Al-Kholiq. Setiap malam dari kedua matanya
yang memerah karena menangis, mengalir air yang membasahi
janggutnya, beliau berbisik-bisik lirih memohon beberapa permintaan
dan pengharapan. Dari waktu ke waktu, tahun ke tahun, hingga putih
rambutnya tak kunjung jua permintaan beliau dikabulkan oleh Allah.
Permintaannya (diantaranya)adalah agar segera diangkat kemiskinan
yang menjadi selimut kehidupannya selama ini, keluarganya sering
sakit-sakitan, setiap hari ia keluar untuk berusaha memperoleh rizki
Allah tapi tidak tampaklah dilapangkan rizqi itu untuknya.

Padahal dahulu, KETIKA IA MASIH BEKERJA MENJADI PETUGAS BEA CUKAI
UANG DAN KESENANGAN ADALAH KAWAN AKRAB. Hingga suatu saat ia
mendengarkan ceramah yang menjelaskan bahwa penyelewengan yang sering ia
lakukan selama ini adalah Haram dan tidak membawa keberkahan, kelak
penyelewengan ini akan berhadapan dengan hukum Allah yang tidak bisa
dibantah lagi di akhirat. Bergetar hatinya, masuk hidayah Allah atasnya.
Sejak itu tidak pernah lagi ia melakukan perbuatan tersebut, semakin
rajin ia melakukan sholatul Lail mengadukan nasibnya hanya kepada Allah,
agar diberikan harta yang halal dan rizqi yang lapang dalam menghidupi
hidup ini.

Namun berangsur-angsur seakan terkena kualat (karena meninggalkan
perbuatan haram itu) PENGHASILANNYA SEMAKIN MENURUN, BELIAU SEKELUARGA
SERING SAKIT DAN MENJADIKAN BADANNYA YANG SEHAT MENJADI KURUS, ANAK
SATU-SATUNYA MENINGGAL SETELAH MENJALANI PERAWATAN SELAMA BEBERAPA
MINGGU DIRUMAH SAKIT.
Sampai saat itu ia masih bersabar, tak pernah terucap dari mulutnya
kata-kata keluhan dan makian atas apa yang menimpa hidupnya. Malahan
menjadikannya semakin sering dan khusyu ia mendekatkan diri kepada Allah.
Dan malang yang tidak kunjung padam terhadapnya, korupsi yang dahulu ia
lakukan bertahun silam terungkap, maka ia dan beberapa orang rekannya
terkena pemecatan dengan tidak hormat. Subhanallah, semakin berat rasanya
hidup ini baginya. Tambah satu kalimat panjang di malam harinya ia mengadu
kehadapan Rabbnya,menangis dan perih rasa batinnya. Setiap dalam sedihnya
ia berdoa, selalu ada bisikan lirih di hatinya, "Apa yang engkau harapkan
itu dekat sekali, bila engkau bertaqwa!". Setiap mendengar bisikan itu,
timbul semangatnya. Kini setelah ia dipecat, ia berdagang. Baginya dagang
yang tidak pernah untung, hutang yang semakin bertumpuk, musibah yang seakan
tidak berujung _.. ahhhhh.

Setelah puluhan tahun kedepan sejak ia dekat dengan Allah setiap malamnya,
tidak juga merobah hidupnya. Sejak puluhan tahun ia mendengar bisikan diatas,
tidak juga tampak yang dijanjikanNya. Mulailah timbul pemikiran yang tidak baik
dari syaithon. Hingga beliau berkesimpulan, tampaknya Allah tidak ridho terhadap
doanya selama ini.
Maka pada malam harinya, ia berdoa kepada Allah :
"WAHAI ALLAH YANG MENCIPTAKAN MALAM DAN SIANG, YANG DENGAN MUDAH MENCIPTAKAN
DIRIMU YANG SEMPURNA INI. KARENA ENGKAU TIDAK MENGABULKAN PERMINTAANKU HINGGA
SAAT INI, MULAI BESOK AKU TIDAK AKAN MEMINTA DAN SHOLAT LAGI KEPADAMU, AKU AKAN
LEBIH RAJIN BERUSAHA AGAR TIDAKLAH HARUS BERALASAN BAHWA SEMUA TERGANTUNG DARIMU.
MAAFKAN AKU SELAMA INI, AMPUNI AKU SELAMA INI MENGANGGAP BAHWA DIRIKU SUDAH DEKAT
DENGANMU !"
Beliau tutup doa dengan perasaan berat yang semakin dalam dari awal ia berniat
seperti itu ('mengkhatamkan' ibadah sholat lailnya). Beliau berbaring dengan
pemikiran menerawang hingga ia tak mengetahui kapan ia tertidur. Dalam tidurnya,
ia bermimpi, mimpi yang membuatnya semakin merasa bersalah. Seakan ia melihat suatu
padang luas bermandikan cahaya yang menakjubkan, dan puluhan ribu, atau mungkin
jutaan makhluq cahaya duduk diatas betisnya sendiri dengan kepala tertunduk takut.
Ketika beliau mencoba mengangkat wajahnya untuk melihat kepada siapa mereka bersimpuh,
tidak mampu... kepalanya dan matanya tidak mampu memandang dengan menengadah.

Beliau hanya dapat melihat para makhluq yang duduk dihadapan Sesuatu Yang Dahsyat.
Terdengar olehnya suara pertanyaan, "BAGAIMANA HAMBAKU SI FULAN, HAI MALAIKATKU ?"
nama yang tidak dikenalnya. Seorang berdiri dengan tubuh gemetar karena takut, dan
bersuara dengan lirih, "Subhanaka yaa Maalikul Quddus, Engkau lebih tahu keadaan hambaMu
itu.
Dia mengatakan demikian :
"Wahai Allah yang menciptakan malam dan siang, yang dengan mudah menciptakan dirimu yang
sempurna ini. Karena Engkau tidak mengabulkan permintaanku hingga saat ini, mulai besok
aku tidak akan meminta dan sholat lagi kepadaMu, aku akan lebih rajin berusaha agar
tidaklah terus beralasan bahwa semua tergantung dariMu. Maafkan aku selama ini, ampuni
aku selama ini menganggap bahwa diriku sudah dekat denganMu !"
Ampuni dia yaa Al 'Aziiz, yaa Al Ghofuurur Rohiim!"
Tersentak beliau, itu..._u kata-kataku semalam_ ...celaka, pikirnya.
Kemudian terdengar suara lagi :
"Sayang sekali, padahal Aku sangat menyukainya, sangat mencintainya, dan
Aku paling suka melihat wajahnya yang terpendam menangis, bersimpuh dengan menengadahkan
tangannya yang gemetar kepadaKu, dengan bisikan-bisikan permohonannya kepadaKu, dengan
pemintaan-permintaannya kepadaKu, sehingga tak ingin cepat-cepat Kukabulkan apa yang hendak
Aku berikan kepadanya agar lebih lama dan sering Aku memandang wajahnya, Aku percepat cintaKu
padanya dengan Aku bersihkan ia dari daging-daging haram badannya dengan sakit yang ringan.
Aku sangat menyukai keikhlasan hatinya disaat Aku ambil putranya, disaat Kuberi ia cobaan
tak pernah Ku dengar keluhan kesal dan menyesal di mulutnya. Aku rindu kepadanya... rindukah
ia kepadaKu, hai malaikat-malaikatKu ?"

Suasana hening, tak ada jawaban. Menyesallah beliau atas pernyataannya semalam, ingin ia
berteriak untuk menjawab dan minta ampun tapi suara tak terdengar, bising dalam hatinya
karenanya. "Ini aku Yaa Robbi, ini aku. Ampuni aku yaa Robbi, maafkan kata-kataku !" semakin
takut rasanya ketika tidak tampak mereka mendengar, mengalirlah air matanya terasa hangat
di pipinya. Astaghfirullah !! Terbangun ia, mimpii...

Segeralah ia berwudhu, dan kembali bersujud dengan bertambah khusyu', kembali ia sholat dengan
bertambah panjang dari biasanya, kembali ia bermunajat dan berbisik-bisik dengan Al-Kholiq
dan berjanji tak akan lagi ia ulangi sikapnya malam tadi selama-lamanya.
"...aa Allah, Yaa Robbi jangan engkau ungkit-ungkit kebodohanku yang lalu, ini aku hambaMu
yang tidak pintar berkata manis, datang dengan berlumuran dosa dan segunung masalah dan harapan,
apapun dariMu asal Engkau tidak membenciku aku rela...aa Allah, aku rindu padaMu..._"

Semoga menambah keimanan dan ketekunan kita dalam mengerjakan sholat lail dan ibadah yang lainnya...amiin.

Sunday, August 10, 2003

BEGITULAH CINTA

....... and you know honey,
my love for you is growing and growing in every single day.....

eramuslim - Dua baris kalimat pendek dalam email itu sempat membuat
hatiku berbunga-bunga tiada tara. Mengingat sangat jarang bahkan hampir
dapat dikatakan tidak pernah dalam tiga bulan pernikahan kami, suamiku
menulis kata-kata sebegitu romantisnya seperti yang dia lakukan di atas.

Usia pernikahan kami memang masih sangat muda, yang mungkin bagi
sebagian orang masih belum berarti apapun. Namun insya Allah pondasi
pernikahan yang kami bangun didasari dengan kalimah Lillahi ta'ala, tanpa
(saling) cinta yang menggebu layaknya pasangan-pasangan yang sedang asyik
memadu kasih. Pun, tanpa kata sayang apalagi secara verbal mengatakan 'I
love you'.

Sebagian besar kawan memberi julukan pernikahan kami dengan istilah
'kawin instan'. Instan yang berarti serba cepat dan serba mendadak. Bahkan
segelintir orang sempat merasa curiga ada apa-apa dengan pernikahan
ini, seandainya mereka tidak melihat calon suami seorang ikhwan yang insya
Allah sholeh. Usia perkenalan kami yang hanya dua minggu, rasanya
mustahil dibilang ada rasa cinta. Walau ada pepatah yang mengatakan 'love at
the first sight'. Namun bagi kami, 'love' di antara kami lebih indah
dan lebih dahsyat justru hadir setelah ijab kabul terlaksana. Tidak
percaya? Buktikan sendiri.

Dan episode pacaran pun baru dimulai sesudahnya. Rasanya, masya
Allah... rasa cinta, rindu dan segudang rasa sayang yang besarnya bagai air
bah yang meluap dan meluber ke segala sudut hati. Sangat mengherankan
jika banyak pemuda-pemudi yang berpasangan lebih leluasa berpacaran
berlama-lama sebelum ijab kabul terlaksana. Padahal mereka banyak melakukan
hal-hal yang diharamkan oleh agama. Pernah terlintas dalam benak kami,
kenapa mereka tidak menyegerakan menikah agar segala yang haram menjadi
halal?

Bukankah lebih indah dan bahkan sejuta rasanya jika kita dapat
meluapkan rasa cinta kita kepada pasangan yang sudah disahkan dengan tali
pernikahan?. Pacaran? siapa yang melarang? wong apa yang kami lakukan
sekarang justru sedang 'hot-hot' nya pacaran kok, pacaran yang dihalalkan
Allah. Pacaran yang dimulai setelah ijab kabul. Indah bukan?...

Pernah satu kali, ketika keadaan memaksa kami untuk berpisah selama
satu malam. Satu malam perpisahan kami rasakan bagai sebulan, telepon dan
SMS pun mengalir. Tak tahan rasanya berpisah dengan belahan hati walau
satu malam pun!

Tidak ada pernikahan tanpa berselisih paham. Jika hal tersebut terjadi,
kami berusaha kembalikan kepada hukum Allah dan kemesraan pun terjalin
kembali. Bagi pasangan-pasangan yang berpacaran sebelum menikah, jika
terjadi selisih paham dan emosi yang bermain maka keputusan yang diambil
mungkin lebih ekstrim, yaitu putus hubungan. Padahal dosa-dosa akibat
mendekati zina yang dimurkai Allah sudah mereka lakukan.

"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." (Al-Israa:32)

Pernikahan adalah perjanjian suci yang dipersatukan oleh Allah. Pun,
jika terjadi salah paham kita dianjurkan untuk tidak memakai emosi di
dalam menyelesaikannya. Kata "putus" untuk sebagian pasangan yang belum
menikah mungkin lebih mudah diucapkan, namun tidak bagi pasangan yang
menikah seperti kami (dan mungkin juga pasutri lainnya). Pernikahan ini
adalah pagar bagi kami untuk tidak berbuat hal-hal yang dibenci Allah
Swt.

Kami percaya, cinta yang hadir di kehidupan pernikahan kami adalah
karena Allah Swt menghendaki demikian adanya. Lewat cinta-Nya kepada kami,
dianugerahkan-Nya rasa cinta dan kasih di antara kami sebagai pengikat
tali pernikahan kami. Insya Allah, akan kami jaga sampai maut
memisahkan kami atau bahkan sampai cita-cita kami berdua tercapai, ber-reuni di
Surga-nya Allah, amin ya Robb, amin. Dan kami percaya, awal perkenalan
sampai proses pernikahan kami yang 'serba instan' juga buah karya dan
keputusan dari Sang Raja dari segala raja yang telah menghadirkan rasa
cinta itu di setiap helaan nafas kami, (dan semoga untuk selamanya).

..... I miss bunda! (dari: ayah)

Sebaris short message (SMS) masuk ke handphone ku siang itu. Anganku
pun langsung terbang ke langit, mempesona. Begitulah Cinta! Wallahu'alam
Bishshowab. (untuk ayah IH sal-say, dari: bunda)